meta content='100'http-equiv='refresh'/> ZIKIR & FIKIR: 2013

Selasa, 31 Desember 2013

AIR MATA



 
AIR MATA

Wahai Allah, betapa air mata ini telah menghadirkan kebahagiaan di dada ini menggantikan kepedihan yang ketika terisak tadi menyesakkan nafas membuat jantung ini megap.Wahai Allah telah aku tumpahkan semua dengan bahasaku yang seadanya yang mungkin tak pantas untuk kuutarakan kepada Mu Khalikku meskipun hanya berupa pengaduan yang senyap tanpa suara kecuali hanya nama Mu sesekali keluar dari lisan ini,ya Allah...ya Allah...setara rintihan dari sakitnya perasaan ini,perihnya di paru-paru dan jantung ini , saat itulah air mata yang hangat begitu deras tak terbendung mengalir,dan mengalir membasahi gamis putih ini menyirami hati dengan syifa' u al ilahiyyah.

Kemana lagi kusampaikan sakit hati ini kalau bukan kepadamu sebagai kebiasaan yang di ajarkan Ummi sejak aku kecil.Aku tak biasa mengadu kepada selain Engkau ya Allah,aku tak tau bagaimana bahasa yang tepat mengutarakan sakit di hati ini kepada selain Engkau karena berbicara dengan-Mu tidak memerlukan pemilihan kata dan tata bahasa,tidak pula mementingkan aksen dan artikulasi,berbincang dengan-Mu tak usah pakai basa-basi,apalagi dengan gaya penjilat,semua begitu lancar tanpa titik koma,namun wahai Yang maha lembut tutur katanya,pengaduan ini telah Kau terima dengan penuh perhatian,apresiasi-Mu terhadap air mata ini juga begitu tinggi sebagai sesuatu yang turut berbicara meyakinkan-Mu.
Telah kuterima jawaban atas air mata yang deras mengalir itu,bahwa sabar adalah pohon niscaya  yang berdaun rimbun meneduhkan berbuah lezat menyegarkan,ya badii'ussamawati wal ardhi.

Wahai Allah,sedikitpun aku tidak meminta kepada-Mu akan sesuatu mudarat dari pengaduanku ini kepada siapa pun karena pelajaran cinta dan kasih sayang telah lama Kau ajarkan kepadaku. Air mata ini pun telah seakan-akan menjadi sahabat yang setia mendampingi aku dalam setiap pengaduanku kepada-Mu,dia begitu bening sebening tulusnya hasratku untuk pertemuan ini.

Wahai Allah,air mata ini hendak kujadikan sebagai kebutuhan baru dalam hidupku,karena pada Surah Attaubah ayat 82 Engkau mengisyaratkan : " Maka hendaklah mereka tertawa dalam jumlah yang sedikit dan menangis yang banyak,sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan". Rasul-Mu Muhammad saw juga menyebutkan : "Jika kamu mengetahui akan apa yang aku ketahui,niscaya kamu akan banyak menangis dan sedikit tertawa".Dari itu wahai Allah,dikarenakan sedemikian banyaknya aku mengingkari kebesaran dan kuasa-Mu melalui pekerjaan sia-sia yang banyak kukerjakan,dan dikarenakan besarnya keingintahuanku tentang apa-apa yang diketahui oleh Rasul-Mu maka bantulah aku untuk menetapkan bahwa air mata sebagai kebutuhan baru bagiku.

Rantauprapat,1 Januari 2014

















Selasa, 24 Desember 2013

Jumat, 20 Desember 2013

Syair Yang Membuat Imam Ahmad Ibnu Hambal Menangis Terisak-isak

SYAIR YANG MEMBUAT IMAM AHMAD IBNU HAMBAL TERISAK-ISAK

Jika Allah bertanya kepadaku
Tidakkah ada rasa malu dalam hatimu
Bermaksiat kepadaku ?
Bagaimana engkau dapat menjawab 
Dan siapa pula yang dapat menyelamatkan engkau wahai diriku yang semalang-malangnya umat ?
Aku telah menghanyutkan jiwaku dalam impian dan angan-angan yang berkepanjangan
Lupa pada apa yang akan kuhadapi setelah mati menafikan apa yang akan terjadi setelah aku dikafani
Seakan aku telah dijamin untuk  hidup selamanya 
Seakan mati tak akan pernah menghampiri 

Dan kini telah datang kepadaku sakarotulmaut yang menakutkan
Siapa sekarang yang mampu melindungi
Kupandangi wajah-wajah
Apakah ada mereka yang dapat menebusku ?

Akan tiba saatnya aku ditanya
tentang apa yang telah aku lakukan selama di dunia
Akan disoal pula tentang amal apa yang akan menyelamatkan diri ini

Maka bagaimana bisa aku menjawab
setelah urusan agamaku aku abaikan
Celakanya diriku....
Malangnya nasib ini....

Apakah aku tak mendengar ayat-ayat Allah yang menyeru-nyeru ?
Apakah aku tak mendengan tentang apa yang diberitakan dalam surah Qaaf dan Surah Yaasiin
Adakah aku tak mendengar tentang hari dikumpulkannya manusia
Hari penghimpunan dan hari ad-deen

Adakah aku tak mendengar ajal  maut yang menyeru dan menjemputku ?

Maka ya Rabb,
Sekarang hamba datang dan bertaubat
kepada siapa yang dapat melindungi aku
Kepada siapa lagi ya Rabb,
melainkan engkau yang memiliki pengampunan yang luas
yang membimbingku pada jalan kebenaran

Kini aku telah datang kepada Mu 
maka kasihanilah aku
Beratkanlah timbangan kebaikanku
Ringankan Hisabku
Karena Engkaulah yang terbaik dalam penghisaban , Yaa Arhamarroohimiiin...

Rantauprapat,21 Desember 2013





Senin, 25 November 2013

WANITA TAULADAN

SITI AISYAH  R.A

Siti Aisyah adalah putri kandung sahabat Rasulullah saw yang bernama Abu Bakar r.a. Nasab Aisyah bertemu dengan Rasulullah saw pada orang yang bernama Murrah bin Ka'ab bin Lu'aiyy. Rasulullah menikah dengan Siti Aisyah setelah Khadijah,isteri beliau yang pertama,sudah wafat.Siti Aisyah menjadi isteri Rasulullah saw dalam usia yang sangat muda.Ketika Rasulullah saw wafat,siti Aisya baru berusia 18 tahun. Siti Aisya dikenal sebagai wanita yang suka bersedekah kepada orang-orang fakir dan miskin,suka menzahirkan nikmat Allah,dan menyebut-nyebutnya dalam rangka mensyukurinya. Beliau juga dikenal sebagai orang yang mampu memberikan khutbah dengan baik dan komunikatif,sebagaimana yang diakui oleh sahabat yang bernama Ahnaf bin Qais,Musa bin Thalhah,dan Mu'awiyah.

Beliau Siti Aisyah juga dikenal sebagai ahli ilmu syari'at dan tafsir Alqur'an.Siti Aisyah banyak memberikan penjelasan tentang persoalan ilmu syari'at yang berkenaan dengan wanita,hubungan suami isteri,atau kerumahtanggaan.Beliaupun sering sekali memberikan penjelasan berkenaan tafsir suatu ayat Alqur'an. Sebagai contoh,Ubaid bin Umair pernah bertanya kepada Siti Aisyah ra tentang maksud firman Allah pada Surah Al-Baqarah ayat 225 :

"Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang tidak dimaksud ( untuk bersumpah )".

Siti Aisya ra menjelaskan kepada Ubaid bin Umair bahwa yang dimaksud dalam ayat itu adalah perkataan manusia " Tidak,demi Allah ", atau  "Ya,demi Allah" tanpa disengaja dalam hati untuk bersumpah maka tidak dihukum berdosa oleh Allah swt.

Selain itu Siti Aisyah ra juga dikenal sebagai perawi hadits.Beliau tercatat meriwayatkan 2210 hadits dari Rasulullah saw,Abu Bakar,Umar bin Khatthab,Fatimah Azzahra,Sa'ad bin Abi Waqqash,Hamzah bin Umarah Al-Aslami,dan Jadzamah binti Wahab.Dari sejumlah itu,sebanyak 27 hadits dikemukakan dalam kitab Shahihain dan hadits yang kualitasnya muttafaq 'alaih sebanyak 174 hadits.

Rasulullah saw sendiri menyatakan dalam salah satu haditsnya ," Ambillah dua pertiga agama kalian dari Al Humaira ( yaitu Siti Aisyah ).Beliau Rasulullah saw juga bersabda,"Keutamaan Siti Aisyah dengan Wanita yang lain adalah seperti keutamaan tsarit (yaitu makanan berupa daging dan roti) dibandingkan dengan makanan yang lain ". ( Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim,dari Anas )
( Rantauprapat,26 Nov.2013 dikutip dari :Syaamil Al-Qur'an Special for Women-PT Sygma )

Selasa, 12 November 2013

JIKA GALAU DAN DOA TAK DI IJABAH

Jika Galau dan Doa Tak Diijabah
Duhai jiwa-jiwa yang larut dalam kegalauan yang menyiksa, mengapa menggelisahkan diri mengikutkan perasaan yang berkata-kata lalu hanyut dalam kepedihan yang mendera. Keadaan tak sesuai dengan keinginan , seolah-olah cobaan datang silih berganti memberatkan beban dalam jiwa tahun ke tahun. Hati terus dibawa bertanya-tanya ; " Apa salah dan dosaku sehingga cobaan ini tak pernah berhenti ?" Nasib tak pernah berubah , rezki tak juga berpihak , sabar sudah dijalani , usaha berulangkali dicoba , doa juga tak pernah dilupa , namun mengapa kondisi ini tak juga berubah,bahagia tak kunjung tiba ?
Duhai jiwa-jiwa yang gelisah yang terbuai dengan pertanyaan dari hati sendiri yang tak akan pernah menemukan jawaban pasti.Jika kau mau..... akan kubantu kau menentukan jawaban pertanyaan hatimu tentang apa salah dan dosamu sehingga sampai saat ini Allah belum juga mengabulkan keinginanmu . Seribu jawaban yang bersifat mungkin akan kuberikan kepadamu : Mungkin istighfarmu belum sungguh-sungguh,mungkin kesalahanmu terhadap orangtuamu belum dimaafkannya,mungkin ada orang yang kau zolimi dan kau belum meminta maaf padanya,mungkin ibadahmu masih kau campur dengan perbuatan syirik,mungkin,di hatimu ada sifat iri,mungkin amalmu dikotori oleh riya,mungkin wudhu'mu belum sempurna,mungkin kau kurang mau bersedekah,mungkin kau sering menyakiti hati saudaramu,mungkin matamu  belum terpelihara,mungkin,mungkin ada hutangmu yang belum kau bayar,mungkin kau kurang bersyukur,mungkin kau menjaga kebersihan,mungkin makananmu belum sepenuhnya halal,mungkin kau suka berkumpul dalam majelis lalai,mungkin kau sering menunda zakat,mungkin kau enggan membaca Alqur'an,mungkin kau tidak mau menyantuni anak yatim,mungkin kau tidak suka berbagi ilmu , mungkin kau selalu memandang rendah orang lain,mungkin kau suka mengambil hak orang lain,mungkin bacaan sholatmu belum benar,mungkin kau enggan sholat berjamaah,mungkin kau suka menebar fitnah,mungkin kau pernah memutus silaturrahmi,mungkin kau enggan menebarkan salam,mungkin kau masih memelihara sifat sombong,mungkin kau belum sepenuhnya menutup auratmu,mungkin ada nazarmu yang belum kau penuhi,mungkin istinjakmu kurang sempurna,mungkin banyak ucapanmu yang tidak sesuai dengn perbuatanmu,mungkin kau enggan berinfaq,mungkin kau belum memahami adab berdoa,mungkin engkau enggan bersalawat atas Rasulullah SAW,mungkin banyak puasamu yang sia-sia,mungkin sholatmu kurang khusu',mungkin makananmu tidak dicuci bersih secara islami,mungkin kau lebih banyak bergaul dengan orang yang jahil,mungkin kau tidak suka memaafkan,mungkin kau masih memelihara sifat su'uzon,mungkin kau suka membuka aib orang lain,mungkin kau masih bangga dengan dosa-dosamu,mungkin kau suka berbohong,mungkin kau tidak dapat menjaga amanah,mungkin kau pedagang yang menguragi timbangan,mungkin kau suka mencaci orang, dan mungkin kau belum sepenuhnya beriman kepada Allah swt , mungkin dan mungkin,tapi ketahuilah... salah satu saja dari seribu mungkin tersebut dapat menjadikan sebab terhijabnya ( terhalangnya ) doamu dan memenjarakanmu dalam kegelisahan berkepanjangan.

Dari itu duhai jiwa-jiwa yang keluh kesah,hadirkan Allah dalam benakmu,kekalkan Dia dalam hatimu melalui zikir dan doa,istighfar (*Hafalkan dan amalkan secara rutin Sayyidul Istighfar ) dengan sungguh-sungguh,Allah itu sayang kok sama kita,tergantung pada kesungguhan kita aja mempertuhankan-Nya,meyakini keberadaan,kekuasaan,dan kasih sayangnya.

Satu hal yang harus anda fahami dan yakini yaitu :Allah pasti akan mengijabah doa dan harapanmu sesuai janjinya,namun harus sabar jangan inginnya cepat-cepat diijabah seolah-olah memaksa Allah,karena Allah lebih tau waktu yang tepat untuk doamu diijabah-Nya.Dan Allah berhak menggantikan doa dan harapanmu dengan sesuatu yang lain,yang mungkin nilainya lebih baik dan lebih besar daripada doamu, dan Allah juga berhak mengijabah doa dan harapanmu itu,nanti  setelah di akhirat,di syurganya Allah swt , dimana segala sesuatunya begitu indah membahagiakan,kekal dan abadi selama-lamanya.Wiiih...Subhanallah.

Rantauprapat,13 November 2013 

Minggu, 27 Oktober 2013

KETIKA ALLAH MEMANGGIL


KETIKA ALLAH MEMANGGIL
Bismillahirrohmanirrohiiim,bismillahillazi laa ilaaha illa hualhayyulqoyyuum ; Bismillahillazi laa ilaaha illa hua zulzalaali wal ikrom ; Bismillahillazi laa yadhurru ma’aasmihi sai umfil ardhi,walaa fissamaa’i wahuassamii’ul aliim…Allahumma sholli ‘alaa sayyidina Muhammad,wa’ala aali sayyidina Muhammad. Ditutupnya zikirnya subuh ini ,dimulainya hari dengan nama penguasa langit dan bumi , dan tak lupa dimohonkannya pula doa salam agar terlimpah kepada kekasih dan kecintaan Allah ; Muhammad Ibni ‘Abdillah sebagai penyerahan segala urusan hanya kepada-Nya, dan penghormatan serta kerinduannya kepada Baginda Rasulullah yang tak seorang muslim pun  tak meneteskan air mata ketika berada di depan makamnya di sebuah sudut di Masjid Nabawi,di kota Madinah yang bercahaya. Diulang-ulanginya salawat itu dengan suara lirih agar kerinduan itu lekat erat menghiasi dinding hati yang cahaya dan keindahannya diharapkannya dapat terpancar hingga pada lisan dan pendengarannya,pada gerak dan langkah kakinya.
Subuh ini lelaki  setengah baya itu mungkin sedang larut dalam keindahan rasa , karena sejuknya udara  terasa indah di hatinya. Cahaya lampu hias yang keemasan,dipandang indah. Aroma minyak wangi yang terhirup, juga membawa nuansa indah. Cahaya subuh yang mulai mengusir gelap di luar sana, mengukirkan efek yang indah. Dihirupnya nafas dalam-dalam, “ Begitu indah subuh ini…. “ kata hatinya. Diliriknya sahabatnya Yasir di bahagian lain di masjid itu yang masih tafakur sambil tangannya asyik memetik buah-buah tasbih tanpa suara tanpa kata-kata,pemandangan itu juga indah di hatinya.
 Sebenarnya dia masih ingin berlama-lama bersimpuh di masjid ini, namun entah kenapa seperti ada sesuatu di luar sana yang mengajaknya untuk segera membuka sila. Perlahan dia bangkit meninggalkan sahabatnya Yasir sendiri dalam asyik masyuknya berzikir. Subhanallah ! Dia terperanjat luar biasa karena begitu dia menghenyakkan kakinya ke lantai tubuhnya melayang sampai kepalanya menyentuh langit-langit masjid. Subhanallah ! Subhanallah ! , teriaknya dan hentakan kepalanya di langit-langit membuat tubuhnya kembali melayang ke bawah hingga kakinya menyentuh lantai. Seperti sehelai bulu angsa tubuhnya begitu ringan . Subhanallah…subhanallah…subhanallah… bisiknya berkepanjangan menghilangkan rasa terkejutnya atas kejadian ini dan kalimah itu mebuat hatinya tenang serta mengekalkan keindahan dalam segenap jiwa dan raganya.
Dia mencoba melangkahkan kaki kearah pintu dan ternyata energy yang digunakannya untuk melangkah itu  mampu menghantarkan hingga ke depan pintu yang jauhnya lebih kurang sepuluh meter dari tempat berdirinya semula,dia tidak terjatuh dan dia mulai menikmati keajaiban ini. Dia berbalik kearah dalam masjid ingin mencoba keanehan yang terjadi pada dirinya ini. Kali ini kedua kakinya serentak ia tumpukan seperti akan melompat ala katak dan , Hap !!! Tiba-tiba saja dia sudah menempel di dinding masjid dekat dengan langit-langit. “Hmmm…tak seorang manusia pun yang tau rencana dan kehendak Allah…” Fikirnya. “Siapa sangka kalau subuh ini Allah telah jadikan aku seorang Badman “. Hap! , dia pun mencoba ke sisi dinding lain, dan ziiip! Berhasil. Hap ! dan ziiip ! Hap ! Dan ziiip ! Gamis putihnya berkibaran ke sana-ke mari menimbulkan suara klepak-klepak karena dia benar-benar terbang seperti kelelawar besar berwarna putih. Sungguh aneh,begitu riuhnya the white badman ini beraksi namun sahabatnya Yasir tetap dalam kekhusu’an zikirnya kepada Allah.
Setelah berulangkali bermanuver dari sisi dinding satu ke sisi dinding yang lain,bahkan sampai-sampai dia Rolling on the sky beberapa kali,akhirnya white badman ini penat juga,ia bermaksud segera pulang dan menceritakan kebesaran Allah ini kepada isterinya.Seperti kelelawar yang akan menyergap mangsa dia pun terbang kearah pintu melintasi halaman dan landing dengan sempurna persis di depan pintu gerbang masjid ; “ Realy ! Ini bukan mimpi !” Bisiknya menegaskan dan menguatkan hatinya. “Subhanallah… Subhanallah… Subhanallah “,kembali dia bertasbih. Dia memandang alam sekitar dan sekali lagi dia diterpa rasa takjub yang luar biasa akan suatu keindahan yang tak dapat digambarkan dengan kata-kata karena rerimbunan pohon yang ada di seberang jalan telah berubah menjadi taman yang tertata rapi pada pandangannya dalam remang kabut temaram. Dengan liar matanya bergerak kearah kanan dan kiri ingin mengetahui secara cepat apakah seluruh alam telah berubah tiba-tiba.Dan benar saja seluruh alam sejauh matanya bisa menangkap telah berubah. Tak ada rumah-rumah , pos kamling , Tiang listrik , warung sarapan pagi , dan tak ada juga kenderaan lalu lalang meski sebuah. Seluruh pandangannya telah berubah indah dan ini bukan khayal tapi sungguhan, bukan pula mimpi tapi kenyataan karena jelas dia sedang berdiri di depan pintu gerbang masjid Al-Ikhlas Lingkungan Aek Siranda,Kelurahan Siringo-ringo,Kecamatan Rantau Utara,Kabupaten Labuhanbatu,Provinsi Sumatera Utara,kode pos 21413. Fikirannya  juga jernih tanpa rasa tertekan,takut,bingung,dan sejenis itu,buktinya dia masih ingat sampai ke kode-kode pos segala dan dia juga ingat jalan pulang arah ke kanan
Allahu Akbar ! Semakin bertambah-tambah imannya kepada Allah atas perubahan yang terjadi ini.”Innamaa amruhuu izaa arooda syai an Ayyaquula lahuu kun faya kuun. Fasubhaanallazi biyadihii mala kuu tu kulli syai iwwa ilaihi turja’uuun”.(Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu,Dia hanya berkata kepadanya : Jadilah !,maka jadialah sesuatu itu.Maha suci Allah yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya kamu dikembalikan). Ya…semakin kuat keyakinannya semakin indah pandangannya,semakin bahagia perasaannya,bahkan kebahagiaan ini adalah kebahagiaan yang meluap karena tak cukup hatinya yang sepotong itu menampungnya sehingga melimpah kemana-mana,ke tangan dan kaki ,ke hidung dan telinga,ke mata, ke kuku,ke rambut hingga seluruh bulu-bulu yang ada,ke seluruh nadi , ke usus-ususnya , ke bilik kanan dan bilik kiri jantungnya, ke pembuluh vena dan arteri , ke tulang dan sumsumnya,subhanallah…
Ia pun melangkah membawa segenap kebahagiaan hati dan keindahan pandangannya menuju rumahnya agar bertemu dengan isteri tempatnya berbagi kebahagiaan. Sepanjang perjalanan menuju rumahnya,tak henti hentinya dia bertasbih kepada Allah karena pohon-pohon seakan berebutan memperlihatkan keindahannya masing-masing dengan bunga yang besar-besar berwarna-warni melambai dan menjulurkan tangkainya sehingga harum yang terkibas dari kelopak-kelopaknya menebarkan harum yang luar biasa dan tak pernah tercium olehnya sepanjang usianya. Ternayata dia hanya butuh tiga langkah saja untuk sampai ke rumahnya,karena satu ayunan langkahnya kini mampu menerbangkannya hingga lima puluh meter ke depan,dan daya lambungnya hingga dua puluh meter ke atas,ringan bagaikan sehelai bulu angsa  ditiup angin yang lembut.
“Assalamu ‘alaikuuum ya ‘Umairoh…”, ia mengucap salam kepada isterinya menirukan salam Rasulullah kepada Siti Aisyah. Tak ada jawaban dari isterinya lalu ia masuk melalui pintu samping yang biasa dibuka isterinya kuncinya sebelum melaksanakan sholat shubuh. Setelah berada di dalam rumah ia mendengar suara lembut isterinya sedang membaca Surah Arrahman,ya… suara itu begitu merdu dalam pendengaranya : “ Fabi ayyi  ‘aaalaaa irobbikuma tukazzibaaaan…”, ayat itu berulang dan berulang terus dilantunkan oleh bibir isterinya sehingga ia begitu terbuai dan terhenyak duduk di lantai di depan pintu kamar tidur mereka itu. Seluruh persendiannya seolah lepas dari tungkainya. Betapa lembut dan merdunya suara itu,betapa berkesannya makna yang terkandung dari Surah yang melantun dari bibir merah itu ; Fabi ayyi  ‘aaalaaa irobbikuma tukazzibaaaan,”Nikmat Allah yang mana lagi yang engkau dustakan ?”. Dengan enteng ia bangkit dan berniat untuk kembali lagi ke masjid berziikir dengan sahabatnya Yasir yang pasti belum pulang karena di luar langit masih temaram. Perlahan-lahan karena takut mengusik kekhusu’an isterinya ia pun beranjak ke luar dan dengan agak terburu-buru ia terbang ( bukan dalam tanda kutip ) menuju masjid dan, zzziiip ! Tau-tau dia sudah berada di depan pintu masjid.
Niatnya untuk kembali berzikir di masjid ini agaknya urung karena di dalam masjid ia melihat ada Sembilan atau sepuluh orang laki-laki yang terdiri dari sahabatnya Yasir, Jamaluddin Siagian, Sahren Munthe, Syahrul Tambak, Mugimin dan yang lainnya sedang berkerumun di depan tiang besar tempat ia biasa duduk berzikir. Dalam hatinya tak sedikit pun rasa heran tentang apa yang dikerumuni mereka dan apa yang dikerjakan mereka. Kelihatan sahabat-sahabatnya ini sedang sibuk dan panik , seseorang keluar dengan terburu-buru,seseorang masuk juga dengan terburu-buru, orang-orang masuk lagi,masuk lagi,masuk lagi bahkan ibu-ibu,pemuda,gadis remaja, dan anak-anak hingga ruangan masjid menjadi ramai sementara dia yang berdiri di depan pintu masjid itu tak seorang pun menegur. Ia tersenyum ,“ Hmm…Allah telah menutupi aku dari pandangan mereka…”,bisiknya perlahan seolah hanya ada dia dan Allah yang menyaksikan keramaian itu.
Sebahagian ibu-ibu yang hadir terlihat menangis, seorang laki-laki ada yang bersuara keras terdengar berkata dengan suara bergetar : “Tenang dulu kamu semua,tenang… orang sebaik dia…tak mungkin secepat ini dipanggil Allah… kita masih membutuhkan dia kok…”. Mendengar ucapan seperti itu apalagi dengan suara yang bergetar bukannya malah menenangkan suasana tapi malah membuat sebahagian orang menangis dengan suara yang kedengaran seperti lolongan srigala yang kesepian,seperti bunyi seruling,biola,saxofhon,dan seperti raungan pilu perempuan-perempuan suku asmat di rimba pedalaman Papua.
Akhirnya puncak kepanikan itupun dipicu oleh suara berat seseorang , seberat hati yang tak rela,dicampur air mata yang tak terbendung : “ Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’uuun “. Maka pecahlah udara di ruangan masjid itu,runtuhlah tiang besar itu memporak-porandakan kubah dan menara,dinding dan mihrab oleh tangis seluruh yang hadir. “Ini berita besar…! “, fikirnya “ Isteriku harus tau ! “,lalu dengan sekuat tenaga ia pun melompat dan sampai persis di sebelah isterinya yang masih hanyut dalam Surah Arrahman. “ Umi, ada yang meninggal di masjid “, bisiknya ke telinga isterinya. Tapi karena Surah Arrahman begitu kuat mengekang hati perempuan sholeha itu berita itu mungkin tak menarik sama sekali.Karena tak ada reaksi dari isterinya ia pun beranjak naik ke tempat tidur menunggu isterinya keluar dari keindahan Surah Arrahman,tak sampai dua menit setelah ia merebahkan diri,dia pun tertidur tanpa mimpi,tanpa dengkur,tenang… setenang air yang mengalir di sungai kecil di tengah hutan yang tak terjamah oleh siapa pun,tanpa segalanya.
Akhirnya,isterinya merampungkan bacaannya pada ayat terakhir Surah Arrahman : “Tabaarokasmurobbika zil jalaali wal ikrooom “ ,”Maha suci nama Tuhanmu,pemilik keagungan dan kemuliaan”. Terdengar ketukan dan salam di luar,isterinya keluar dari kamar dan menyambut salam lalu membuka pintu. Seorang ibu yang belakangan diketahuinya adalah Ibu Marhamah segera memeluk dan menciuminya.                                                                                                                                                          “Ada apa kak ?”.
“Sabar ya buk” .
“Ya,insya Allah saya sabar”.
 “Bapak sudah dipanggil oleh Allah,di masjid”.
“Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’uun”
Meski langit terasa runtuh,bumi seakan amblas,dan udara menjadi pengap,perempuan ini berusaha untuk tegar,karena imamnya , ya…suaminya sebulan terakhir ini sering mengingatkan tentang qadha dan qadhar adalah hak Allah, dan kewajiban kita untuk tawakkal menerimanya,setelah itu akan menyusul hak kita,yaitu balasan syurga dari Allah.
“Kak,sampaikan kepada sahabat-sahabat almarhum,jenazah bapak dibawa ke mari,saya akan memandikan dan mengkafaninya,tidak usah menunggu anak-anak yang jauh,akan segera kita kebumikan sebelum zuhur,itu syari’at agama kita yang dicontohkan baginda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam”.   
Matahari redup di ujung langit,wanita ini merebahkan dirinya persis disamping suaminya yang tidur pulas tanpa mimpi.
“Babah…..”, bisiknya lirih ketelinga  bangkai  suaminya itu. 

Rantauprapat,
26 Oktober 2013 

                                                                                                            
    
                                                                                                                                                                                                                                                                   

















Sabtu, 05 Oktober 2013

Bagi Allah Tak ada yang Sulit

Nggak Usah Stress

Saudaraku,di antara kita banyak yang susah fikirannya,sedih hatinya,galau perasaannya dan gelisah hidupnya.Banyak hal membuat suasana hidup ini menjadi begitu tidak nyaman,tidak fresh,sumpek dan membosankan.
Teman saya  seorang guru baru-baru ini nelfon dengan suara yang terbata-bata menceritakan kondisi ekonomi keluarganya yang dari dulu pas-pasan tidak dapat menabung sekedar persiapan kalau-kalau di antara keluarga ada yang sakit dan memerlukan biaya,syukurnya,katanya sampai saat ini belum pernah ada yang sakit sampai memerlukan biaya besar.
Dalam kesempatan berkomunikasi lewat telfon genggam itu saya menangkap suatu kegelisahan yang mendalam yang diakibatkan oleh angan-angan hidup yang sebenarnya menurut saya tidak terlalu muluk dan tinggi melainkan wajar dan manusiawi.Rupanya temanku yang sedang risau ini sejak dulu mengangankan keinginan memiliki mobil keluarga sebagaimana teman--teman seangkatan kami yang sudah pada punya mobil untuk kebutuhan transfortasi ke tempat tugas ,dan untuk kebutuhan lainnya terutama adalah kebutuhan marwah keluarga yang sudah dibina lebih dari 25 tahun dengan posisi Suami isteri pegawai negeri.
" Cuma itu ?" , tanya saya.
" Ya sekedar mobil pribadi ",jawabnya.
" Anak kamu ada berapa ? ".
" Tiga orang , yang pertama sudah tamat kuliah Kedokteran, dan sudah bertugas sebagai dokter PTT di Padang Lawas Utara".
" Yang nomor dua ? ".
" Yang kedua sudah tamat kuliah Kebidanan dan bekerja di salah satu Klinik bersalin di Medan ".
" Yang nomor tiga ? "
" Yang nomor tiga juga sudah tamat S1 Teknik USU,sekarang ikut konsultan teknik di salah satu perkebunan di Kalimantan Barat ".
" Lalu ? "
" Lalu apa ? ",ia balik bertanya.
" Lalu yang kamu susahkan,gelisahkan,risaukan,galaukan,dan keluhkan itu apa ? " 
" Begini lho,sejak saya dan isteri menikah kehidupan kami begini-begini terus,hutang di bank jalan terus,gaji nggak pernah utuh diterima,tabungan kosong terus,kebun nggak punya,rumah sih ada tapi yah... sederhanalah.Pokoknya nggak ada peningkatanlah ! ".

Begitulah lebih kurang kegelisahan sebahagian saudara-saudara kita di luar sana dalam mengharungi kehidupan yang sementara ini.Wajar sih memang jika kita ingin begini ingin begitu ,takut ini,takut itu tapi kalau sudah keinginan terhadap sesuatau atau akan sesuatu itu sudah sampai menggelisahkan dalam diri kita,maka ini akan menjadi masalah besar dan berkepanjangan,dan bayangkan saja di mana kebahagiaan hidup jika hati telah dipenuhsesaki oleh kegelisahan yang tak berujung.

Saya katakan kepada sahabat saya tadi :
" Kamu lupa bersyukur,kamu lupa menyadari diri ! "
Eh...dia marah,"Siapa yang tak bersyukur ? Siapa yang tak sadar diri ? ",katanya.

Saudaraku... kalau ingin hidup tenang, senang, gembira,bahagia,tanpa gelisah apalagi stress tak ada jalan lain  selain bersyukur kepada Allah SWT, melalui mendekatkan diri kepada-Nya , melalui ibadah dengan iman dan ilmu yang benar,melalui pengakuan yang sungguh-sungguh akan keberadaan,kekuasaan,dan kebesaran-Nya.

Jika hal itu sudah kita laksanakan itu berarti kita telah melaksanakan kewajiban kita sesuai tujuan dan titah penciptaan kita.Jika sudah demikian serahkanlah segala urusan kepada Allah,biarkan Allah yang mengatur dan menyempurnakan qudrat dan iradatnya terhadap jalan kehidupan kita,karena otak dan energi kita tak akan sanggup memikirkan,mengatur dan menyempurnakan hidup kita apalagi harus sesuai dengan kemauan nafsu yang tak berbatas.

Hafalkan dan fahami,serta amalkan doa Ashabulkahfi sebagai berikut : ROBBANA AATINA MILLADUNKA ROHMATAN WAHAYYI'LANA MIN AMRINA ROSHADA. 
" Wahai Rob...kami , berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami ".

Jadi , kita tak perlu  pusing-pusing, tak perlu stress dalam menghadapi segala urusan dalam kehidupan ini , minta  kepada Allah agar disempurnakannya bagi kita petunjuk yang lurus dalam urusan kita.Bukankah mustahil Allah tak sanggup menunjukkan jalan keluar yang terbaik bagi urusan kita tersebut ? Nah... Nggak perlu stresslah.
 

Sabtu, 17 Agustus 2013

LURUS DAN RAPATKAN SHAF !



Lurus dan Rapatkan Shaf !

Ujung malam meninggalkan sunyi di jalan besar dari Lubuk Pakam ke Kualanamu saat aku terbangun dan mendapatkan diriku duduk di belakang sopir sebuah taksi dari Rantauprapat menuju Bandar Udara Kualanamu,sebuah Bandar udara internasional yang baru dioperasionalkan sebagai pengganti Bandar Udara Polonia Medan.Sebagaimana layaknya jalan menuju sebuah Bandar Udara Internasional yang berbeda dengan sebagaimana layaknya jalan menuju Desa “Regional” , jalan menuju Bandara Kualanamu lebar dan mulus.Lampu jalan berwarna emas berbaris menambah rasa yakin di hatiku bahwa hidup di Indonesia memang indah dan membanggakan dalam hal-hal yang berbau internasional.

            Benar saja ! Tak sempat aku puas menikmati barisan lampu jalan keemasan tersebut , aku sudah mesti pula menikmati lampu-lampu yang bertabur si sana-sini di lokasi yang begitu luas dan terbuka,juga dalam warna keemasan, jika tidak karena perasan malu ingin rasanya aku membangunkan isteri dan puteriku Syarifah Muthia agar mereka ikut menikmati suasana internasional yang mungkin untuk disajikan bagi para pendatang dari Negara luar itu,namun tak sampai sepuluh menit kemudian mataku dipaksa untuk menikmati keindahan bangunan utama  Bandar Udara baru itu.”Sebuah konsep bangunan modern…” bisik hatiku kagum,dan sampai di situ kekaguman ini terputus oleh berhentinya taksi yang kami tumpangi di gerbang utama terminal keberangkatan domestik,orang-orang domestik juga sudah ramai pada pukul empat dinihari waktu domestik itu.

            Alkisah waktu sholat subuhpun tiba,tanpa kesulitan aku menemukan musholla di lantai bawah bangunan besar itu,di sinilah judul tulisan ini terniat dalam benakku,di saat jamaah sholat subuh di musholla Bandara Kualanamu itu manut pada perintah imam yang kami angkat berseru lembut, : ”Sawwuu shufuufakum…! Luruskan Shaf dan rapatkan…!” Bagaikan kena pengaruh hipnotis kami jamaah kecil di musholla kecil itu dengan patuh membentuk shaf yang lurus dan rapat dalam dua shaf.

Yap ! Lurus dan rapat ! Ku khusu’kan qolbu dalam sholat subuh yang kurasa dalam kesempurnaan ini yang belum pernah ku rasakan di masjid lingkungan rumah ku,karena  mungkin masih banyak orang yang merasa risih bersentuhan dengan sesama laki-laki dalam shaf,masih ada mungkin yang kaya merasa tak pantas bersentuhan dengan yang miskin, yang muda dengan yang tua,yang sehat dengan yang sakit,dan seterusnya sehingga mereka menghindar  jika  ada yang ingin bersentuhan kaki dan bahu , atau mungkin juga mereka belum mengetahui hukum “Meluruskan dan merapatkan shaf ” sebagaimana hadist Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam :

1.Dari Anas bin Malik, dari Rasulullah beliau bersabda “:Lurus rapatkan  shaf kalian, karena lurus rapatnya  shaf adalah bagian dari kesempurnaan tegaknya shalat.”   (HR. Bukhari - Muslim)
          2.Dari Nu’man bin Basyir, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:“Benar-benarlah kalian dalam meluruskan shaf,  atau (jika tidak) niscaya Allah akan membuat perselisihan di antara wajah-wajah kalian.” (HR. Muslim No. 436)
Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim ini menunjukkan ancaman keras bagi yang tidak mematuhinya, yakni Allah akan menyiksa mereka dengan adanya perselisihan di antara wajah-wajah mereka. Maksudnya menurut pendapat Imam An Nawawi adalah jika umat Islam mengingkari perintah meluruskan dan merapatkan shaf maka Allah akan menghukum dengan rasa permusuhan, kebencian, dan perselisihan hati di antara sesama muslim.

Perintah merapatkan barisan adalah anjuran yang sangat kuat, dan itu bagian dari kesempurnaan shalat. Bahkan Imam Bukhari mengatakan itu wajib.   Beliau dalam kitab Shahih-nya telah membuat Bab : Itsmi Man Lam Yutimma Ash Shufuf  (Berdosa bagi orang yang tidak menyempurnakan shaf). Apa yang ditegaskan Imam Bukhari dalam bab khusus tersebut menunjukkan bahwa  menurutnya merapatkan shaf adalah wajib, sebab hanya perbuatan wajib yang jika ditinggalkan akan mendatangkan dosa.

            Subhanallah…betapa mungkin karena banyaknya sholat berjamaah yang tidak meluruskan dan merapatkan shaf yang membuat saat ini begitu banyak perselisihan diantara sesama muslim di negeri mayoritas muslim ini.Kuangkat wajahku dari sajadah,kurampungkan kemakmumanku dengan tasyahud akhir,kuhembuskan salam ke kanan dan ke kiri , memohon keselamatan bagi saudara-saudaraku sesama muslim dari Masyrif ke Maghrif,sebuah doa dari seorang hamba yang banyak dosa sedikit istighfar,sedikit ilmu tetapi banyak jumawa.

Yogyakarta,16 Agustus 2013

Selasa, 06 Agustus 2013

Muhasyabah



Muhasyabah
Sholat dan amalan zikir ba’da Subuh di masjid baru saja ditutup imam dengan istighfar dan sholawat atas Muhammad ibnu Abdullah.Langit mulai menampakkan warna abu,pertanda matahari mulai mendekati kaki langit di timur sana untuk selanjutnya ia lengkapi titah ilahi atasnya yaitu menebarkan sumber kehidupan dan keindahan bagi bumi dan segala makhluk yang mendiaminya sampai nanti sebelum senja di mana gelap akan menenggelamkannya di lazuardi sebelah barat.
Subuh ini adalah subuh ke dua puluh delapan Ramadhan 1434 Hijriah.Dua atau tiga subuh lagi Ramadhan akan berlalu meninggalkan para perindu syurga pelantun munajat di masjid-masjid di seluruh dunia,ya… di seluruh jagad raya ini.
Akan halnya aku, di subuh ini aku terpuruk dalam kesedihan yang indah setelah dalam i’tikafku malam tadi kujelajahi jejak yang terukir di sepanjang jalan di belakangku dari Ramadhan ke Ramadhan sepanjang ingatanku.Duhai,ke mana indahnya Ramadhan masa kanak-kanakku ketika mengumpul jambu klutuk,rambutan, dan mangga siang harinya untuk di makan nanti setelah berbuka ? Ke mana indahnya Ramadhan di kampung  menjelang remajaku , ketika sholat tarawihku tak pernah khusuk karena menanti saat tadarus Alquran  yang biasanya mataku dan mata puteri Pak Rahim selalu kami pertemukan ? Di mana pula indahnya Buka puasa bersama ketika aku menjadi ketua Remaja Masjid Attaqwa Jalan Gajahmada Rantauprapat , saat aku ke GE – Eran karena menurut perasaanku waktu itu ada dua atau tiga gadis yang menaruh hati padaku ? Keindahan masa-masa tersebutlah yang membuat aku terpuruk dalam kesedihan ini.
Ternyata waktu adalah pedang yang memisahkan aku dengan semua keindahan itu,namun saat ini aku telah menemukan keindahan baru yang jauh lebih asyik-masyu’,keindahan itu kuperoleh setelah aku tau bahwa waktu jugalah yang akan mengusung maut untuk merenggut keindahan dan kelezatan dunia ini dalam jumlah segalanya.