JANGAN
LARUT SENDIRI DALAM KENIKMATAN IBADAH
Bahwa
hendaknya janganlah kita larut sendiri dalam kenikmatan ibadah kepada
Allah,tenggelam dalam keasyikan bersosial dengan masyarakat,lalu lupa bahwa di
belakang kita ada anak-anak kita yang wajib kita didik sikap dan
karakternya,kita penuhi dadanya dengan iman dan agama,kita bimbing akal dan
fikirannya untuk menjadi generasi kita yang cerdas berfikir,taat beragama,tekun
bekerja,santun bersikap,dan setia bernegara.
Laki-laki berumur 50 tahun itu sejak usia muda sudah terlihat
taat beragama. Meskipun dia bukan termasuk orang yang beruntung untuk bisa
menuntut ilmu agama di sekolah sejenis pesantren atau institute ilmu agama
Islam namun serba sedikit melalui ketekunannya membaca dan mengikuti pengajian
di sana-sini dia tak jarang diberi kesempatan oleh masyarakat untuk memberikan
ceramah subuh atau maghrib di masjid di RT tempat dia berdomisili. Artinya
beliau adalah orang yang dikenal berilmu , mengamalkan sholat secara berjamaah
di masjid, dan bersosiallisasi dengan baik di lingkungan tempat tinggalnya. Dia
memiliki tiga orang anak perempuan yang cantik dan manis-manis disamping ada
dua lagi putera beliau yang masih berusia
delapan dan sepuluh tahun.
Sebagai seorang pegawai sebuah perusahaan yang sukses
kehidupan keluarga beliau cukup mapan , tenang dan bahagia kelihatannya.
Isterinya meskipun tidak se-‘alim beliau namun sholatnya ditegakkannya dengan
istiqomah , tetap berhijab meskipun di dalam rumah apalagi jika ke luar rumah.
Namun sangat disayangkan ketiga
orang anak perempuan beliau yang sudah beranjak remaja tak seorangpun yang
menutup auratnya.Ketiganya memiliki kebiasaan yang sama dalam kehidupan
sehari-hari ; suka mengenakan celana atau rok pendek untuk memamerkan bentuk
kaki mereka yang bagus dan putih mulus ; suka mengenakan T-shirt model ketat dan tanpa krah untuk memamerkan
bentuk tubuhnya yang ramping. Dan…rambut yang diurai tanpa hijab,tanpa hijab
mungkin untuk selamanya.
Ke mana ayah dan ibu ketiga gadis
remaja yang cantik molek ini sehingga mereka tidak sedikitpun mewarisi sikap
berpakaian seorang muslimah seperti ibunya,dan tidak menghargai keberadaan ayah
mereka sebagai seorang ‘alim di lingkungan mereka. Bukankah ayah dan ibu mereka
sangat mengetahui firman Allah :
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْلأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ
وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْجَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ
أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُغَفُورًا رَحِيمًا (٥٩)
"Hai
Nabi, Katakanlah kepadaisteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri
orang mukmin:"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.yang demikian itu
supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.
dan
Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ
وَيَحْفَظْنَفُرُوجَهُنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَلْيَضْرِبْنَبِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ
إِلالِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ
أَوْأَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ
بَنِيإِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا
مَلَكَتْأَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الإرْبَةِ مِنَ
الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِالَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ
وَلا يَضْرِبْنَبِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا
إِلَىاللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (٣١)
"Katakanlah kepada wanitayang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan kemaluannya, danjanganlah mereka Menampakkan perhiasannya,
kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain
kudung kedadanya, dan janganlahMenampakkan perhiasannya kecuali kepada suami
mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka,
atau putera-putera suami mereka,atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau
putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan
mereka, atau wanita-wanita Islam,atau budak- budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidakmempunyai keinginan (terhadap wanita) atau
anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,Hai orang-orang yang beriman supaya
kamu beruntung."
Subhanallah,keluarga
yang saya ilustrasikan di atas hendaknya dapat menjadi bahan pemikiran bagi
kita semua ; bahwa hendaknya janganlah kita larut sendiri dalam kenikmatan
ibadah kepada Allah,tenggelam dalam keasyikan bersosial dengan masyarakat,lalu
lupa bahwa di belakang kita ada anak-anak kita yang wajib kita didik sikap dan
karakternya,kita penuhi dadanya dengan iman dan agama,kita bimbing akal dan
fikirannya untuk menjadi generasi kita yang cerdas berfikir,taat beragama,tekun
bekerja,santun bersikap,dan setia bernegara.
Medan,20 Juni 2014