meta content='100'http-equiv='refresh'/> ZIKIR & FIKIR: 2014-03-16

Sabtu, 22 Maret 2014

Nikmatnya Rasa Aman di Negeri Sejuta Menara

    Foto : Ana and Baharuddin
Nikmatnya  Rasa Aman di Negeri Sejuta Menara

Bismillahirrohmanirrohiiim,Saudaraku mari kita bawa sejenak zikir dan fikir kita kepada renungan terhadap salahsatu nikmat Allah Swt yang sangat besar yaitu dihidupkan-Nya kita di sebuah Negeri  yang  cukup aman dan damai  sehingga sepanjang ingatan kita tidak pernah merasa cemas,was-was,ketakutan,baik dalam bekerja mencari rezeki maupun beribadah melaksanakan perintah Allah Swt selama  dua puluh empat jam. Petani sayur dari desa dengan perasaan aman dan nyaman meninggalkan ,isteri ,dan anak perempuannya di rumah  pergi membawa hasil panennya dengan sepeda menuju pusat-pusat pasar di kota sejak pukul 04.00 dinihari tanpa ada yang mengganggu,dan tanpa ada yang perlu dicemaskan.Sopir-sopir melaksanakan perintah majikannya melintasi jalan gelap dan berliku tanpa memikirkan waktu dan jam,mungkin  subuh,pagi,siang,sore,malam,dan lewat tengah malam juga tanpa rasa takut akan gangguan keselamatan jiwanya oleh orang-orang,atau kelompok itu,kelompok ini.


Alangkah nikmatnya pemandangan dari negeri yang aman damai di mana menara masjid-masjidnya sahut-menyahut mengumandangkan ayat-ayat Alqur’an dan azan subuh,lalu  para muslimin keluar rumah menuju masjid memenuhi seruan Ilahi dalam remang cahaya membangun shaf,khusu’ mendengarkan imam ,serentak menyerukan ‘Aaamiiin’ di ujung Fatihah,ruku’ dan sujud bersama tanpa sedikitpun kecemasan,atau rasa takut akan berondongan peluru dari dari musuh atau apa pun.


Anak-anak lahir dan tumbuh dengan ceria,mereka bebas bermain dan berkeliaran di setiap jengkal tanah,di kebun yang luas,di lorong kota yang sempit,di lumpur pantai,di sela-sela tumbuhan perdu di perbukitan,atau di mana saja mereka lahir dan tumbuh,tanpa pernah terusik oleh desingan peluru, atau dentuman meriam.


Subhanallah ! Saudaraku yang dirahmati Allah,negeri  tercinta ini dikaruniai oleh Allah dengan masyarakat yang heterogen,dinamis adat ,tradisi , dan karakternya serta berbeda-beda pula keyakinan spritualnya namun dalam nuansa yang beragam,berbeda,dan bergerak dinamis tersebut ada satu hal yang patut kita syukuri yaitu Allah menumbuhsuburkan rasa persaudaraan yang kuat di hati kita semua sehingga ke mana pun kita pergi di wilayah negeri ini kita diperlakukan dengan baik sebagaimana seorang saudara kandung memperlakukan saudaranya,tak ada rasa curiga,iri,apalagi rasa benci sehingga perasaan aman dan nyaman mewarnai kebahagiaan kita hidup di negeri sejuta menara ini.


Mensyukuri nikmat negeri yang aman dari Allah Swt ini tidak usah rumit-rumit,cukup dengan beribadah yang ikhlas dan istiqomah,dan jadilah bahagian dari orang-orang yang mencintai keamanan dan kedamaian,jangan menjadi bahagian dari orang-orang yang mengharapkan kerusuhan dan permusuhan.

Assalamu alaikum,wr.wb.


Rantauprapat,23 Maret 2014

                                                                                                                                                                       
 

Kamis, 20 Maret 2014

Kreasi dan Inspirasi

    Foto Ana and Baharuddin
Nikmatnya  Rasa Aman di Negeri Sejuta Menara

Bismillahirrohmanirrohiiim,Saudaraku mari kita bawa sejenak zikir dan fikir kita kepada renungan terhadap salahsatu nikmat Allah Swt yang sangat besar yaitu dihidupkan-Nya kita di sebuah Negeri  yang  cukup aman dan damai  sehingga sepanjang ingatan kita tidak pernah merasa cemas,was-was,ketakutan,baik dalam bekerja mencari rezeki maupun beribadah melaksanakan perintah Allah Swt selama  dua puluh empat jam. Petani sayur dari desa dengan perasaan aman dan nyaman meninggalkan ,isteri ,dan anak perempuannya di rumah  pergi membawa hasil panennya dengan sepeda menuju pusat-pusat pasar di kota sejak pukul 04.00 dinihari tanpa ada yang mengganggu,dan tanpa ada yang perlu dicemaskan.Sopir-sopir melaksanakan perintah majikannya melintasi jalan gelap dan berliku tanpa memikirkan waktu dan jam,mungkin  subuh,pagi,siang,sore,malam,dan lewat tengah malam juga tanpa rasa takut akan gangguan keselamatan jiwanya oleh orang-orang,atau kelompok itu,kelompok ini.


Alangkah nikmatnya pemandangan dari negeri yang aman damai di mana menara masjid-masjidnya sahut-menyahut mengumandangkan ayat-ayat Alqur’an dan azan subuh,lalu  para muslimin keluar rumah menuju masjid memenuhi seruan Ilahi dalam remang cahaya membangun shaf,khusu’ mendengarkan imam ,serentak menyerukan ‘Aaamiiin’ di ujung Fatihah,ruku’ dan sujud bersama tanpa sedikitpun kecemasan,atau rasa takut akan berondongan peluru dari dari musuh atau apa pun.


Anak-anak lahir dan tumbuh dengan ceria,mereka bebas bermain dan berkeliaran di setiap jengkal tanah,di kebun yang luas,di lorong kota yang sempit,di lumpur pantai,di sela-sela tumbuhan perdu di perbukitan,atau di mana saja mereka lahir dan tumbuh,tanpa pernah terusik oleh desingan peluru, atau dentuman meriam.


Subhanallah ! Saudaraku yang dirahmati Allah,negeri  tercinta ini dikaruniai oleh Allah dengan masyarakat yang heterogen,dinamis adat ,tradisi , dan karakternya serta berbeda-beda pula keyakinan spritualnya namun dalam nuansa yang beragam,berbeda,dan bergerak dinamis tersebut ada satu hal yang patut kita syukuri yaitu Allah menumbuhsuburkan rasa persaudaraan yang kuat di hati kita semua sehingga ke mana pun kita pergi di wilayah negeri ini kita diperlakukan dengan baik sebagaimana seorang saudara kandung memperlakukan saudaranya,tak ada rasa curiga,iri,apalagi rasa benci sehingga perasaan aman dan nyaman mewarnai kebahagiaan kita hidup di negeri sejuta menara ini.


Mensyukuri nikmat negeri yang aman dari Allah Swt ini tidak usah rumit-rumit,cukup dengan beribadah yang ikhlas dan istiqomah,dan jadilah bahagian dari orang-orang yang mencintai keamanan dan kedamaian,jangan menjadi bahagian dari orang-orang yang mengharapkan kerusuhan dan permusuhan.

Assalamu alaikum,wr.wb.


Rantauprapat,23 Maret 2014

                                                                                                                                                                       
 

Minggu, 16 Maret 2014

Jangan Putus Asa dari Rezeki

                                                                            
                                                                            Imam Ahmad Ibnu Hambal berpesan      
 “Janganlah berputus asa atas rezeki dari Allah Subhanahu wata’ala ”. Pesan imam ini disampaikan oleh beliau bukanlah tanpa alasan,karena sesungguhnya Allah yang menciptakan makhluk-Nya,maka sudah barang tentu Allahlah yang memeliharanya dan menjamin rezekinya. Suatu ketika Rasulullah Saw sedang mengadakan acara walimatul ‘ursy atas pernikahannya dengan seorang wanita, ketika para sahabat yang diundang menyaksikan makanan yang dihidangkan sangat sederhana  mereka perlahan-lahan memperbincangkan dari mana nanti Rasulullah Saw akan menghidupi istri-istrinya.

Rasulullah Saw apa yang diperbincangkan oleh para sahabat namun beliau diam saja. Barulah setelah selesai menunaikan sholat berjamaah bersama sahabat-sahabatnya Rasulullah SAW menceritakan suatu kisah kepada para sahabat yang hadir,Rasulullah berkata : " Aku ingin menceritakan suatu kisah yang berkenaan dengan rejeki kepada kalian,kisah ini diceritakan oleh malaikat Jibril kepadaku bolehkah aku meneruskan kisah ini kepada kalian ?" Tentunya para sahabat sangat antusias terhadap apa yang disampaikan oleh junjungannya.
Rasulullah SAW kemudian memulai kisahnya. 

“Suatu hari Nabi sulaiman a.s melaksanakan sholat ditepi sebuah pantai. Setelah selesai melaksanakan sholat, beliau melihat ada seekor semut sedang berjalan di atas air sambil membawa selembar daun hijau. Nabi Sulaiman a.s yang mengerti bahasa binatang mendengar si semut memanggil-manggil seekor katak dan tak berapa lama kemudian seekor katak muncul. Ada apa gerangan dengan si katak itu sehingga si semut terus-menerus memanggilnya tadi ? Nabi Sulaiman menyaksikan bahwa begitu si katak muncul, katak itu langsung saja menggendong sang semut masuk ke dalam air menuju dasar laut.
Nabi Sulaiman a.s. merasa heran ada apa di dasar laut sehingga dua ekor hewan ini bekerjasama membawa selembar daun hijau ke sana ? Karena penasaran Nabi Sulaiman a.s  menunggu kedua ekor hewan ini muncul kembali dari dasar laut. Dan benar saja,tak berapa lama semut dan katak itu pun muncul dan dengan tidak sabar Nabi Sulaiman a.s pun bertanya ada apa di dasar laut itu ? Semut itu menceritakan kepada Nabi Sulaiman a.s bahwa di sana ada berdiam seekor ulat sang ulat menggantungkan rejekinya kepada si semut. 

" Sehari dua kali aku diantar oleh malaikat ke dasar laut untuk memberi makanan kepada ulat itu ". Demikian si semut memberikan penjelasannya kepada Nabi Sulaiman a.s. " Siapakah malaikat itu, wahai semut ?" tanya Nabi Sulaiman kepada si semut dengan penuh selidik. " Malaikat itu adalah si katak tadi yang menjelmakan dirinya menjadi katak dan kemudian mengantarkan aku menuju dasar laut ".
“Setiap selesai menerima kiriman daun hijau dari kami ulat itu melahapnya dengan tak lupa memanjatkan rasa syukur kepada Allah Swt , " Maha Besar Allah yang men-takdir-kan aku hidup di dasar laut ". Demikian ulat itu bersyukur kepada Allah.

Ketika mengakhiri ceritanya itu, Rasulullah SAW memberi pandangannya: " Jika ulat saja yang hidupnya di dasar laut, Allah SWT masih tetap memberinya makanan, maka apakah Allah Swt akan menelantarkan umat Muhammad dari rejeki dan rakhmatnya ?"
(Dikutip dari Mutiara Hikmah 1001 kisah:1)

Rantauprapat,16 Maret 2014