meta content='100'http-equiv='refresh'/> ZIKIR & FIKIR: 2013-08-04

Selasa, 06 Agustus 2013

Muhasyabah



Muhasyabah
Sholat dan amalan zikir ba’da Subuh di masjid baru saja ditutup imam dengan istighfar dan sholawat atas Muhammad ibnu Abdullah.Langit mulai menampakkan warna abu,pertanda matahari mulai mendekati kaki langit di timur sana untuk selanjutnya ia lengkapi titah ilahi atasnya yaitu menebarkan sumber kehidupan dan keindahan bagi bumi dan segala makhluk yang mendiaminya sampai nanti sebelum senja di mana gelap akan menenggelamkannya di lazuardi sebelah barat.
Subuh ini adalah subuh ke dua puluh delapan Ramadhan 1434 Hijriah.Dua atau tiga subuh lagi Ramadhan akan berlalu meninggalkan para perindu syurga pelantun munajat di masjid-masjid di seluruh dunia,ya… di seluruh jagad raya ini.
Akan halnya aku, di subuh ini aku terpuruk dalam kesedihan yang indah setelah dalam i’tikafku malam tadi kujelajahi jejak yang terukir di sepanjang jalan di belakangku dari Ramadhan ke Ramadhan sepanjang ingatanku.Duhai,ke mana indahnya Ramadhan masa kanak-kanakku ketika mengumpul jambu klutuk,rambutan, dan mangga siang harinya untuk di makan nanti setelah berbuka ? Ke mana indahnya Ramadhan di kampung  menjelang remajaku , ketika sholat tarawihku tak pernah khusuk karena menanti saat tadarus Alquran  yang biasanya mataku dan mata puteri Pak Rahim selalu kami pertemukan ? Di mana pula indahnya Buka puasa bersama ketika aku menjadi ketua Remaja Masjid Attaqwa Jalan Gajahmada Rantauprapat , saat aku ke GE – Eran karena menurut perasaanku waktu itu ada dua atau tiga gadis yang menaruh hati padaku ? Keindahan masa-masa tersebutlah yang membuat aku terpuruk dalam kesedihan ini.
Ternyata waktu adalah pedang yang memisahkan aku dengan semua keindahan itu,namun saat ini aku telah menemukan keindahan baru yang jauh lebih asyik-masyu’,keindahan itu kuperoleh setelah aku tau bahwa waktu jugalah yang akan mengusung maut untuk merenggut keindahan dan kelezatan dunia ini dalam jumlah segalanya.