Lurus dan Rapatkan Shaf !
Ujung
malam meninggalkan sunyi di jalan besar dari Lubuk Pakam ke Kualanamu saat aku
terbangun dan mendapatkan diriku duduk di belakang sopir sebuah taksi dari
Rantauprapat menuju Bandar Udara Kualanamu,sebuah Bandar udara internasional
yang baru dioperasionalkan sebagai pengganti Bandar Udara Polonia
Medan.Sebagaimana layaknya jalan menuju sebuah Bandar Udara Internasional yang
berbeda dengan sebagaimana layaknya jalan menuju Desa “Regional” , jalan menuju
Bandara Kualanamu lebar dan mulus.Lampu jalan berwarna emas berbaris menambah
rasa yakin di hatiku bahwa hidup di Indonesia memang indah dan membanggakan
dalam hal-hal yang berbau internasional.
Benar
saja ! Tak sempat aku puas menikmati barisan lampu jalan keemasan tersebut ,
aku sudah mesti pula menikmati lampu-lampu yang bertabur si sana-sini di lokasi
yang begitu luas dan terbuka,juga dalam warna keemasan, jika tidak karena
perasan malu ingin rasanya aku membangunkan isteri dan puteriku Syarifah Muthia
agar mereka ikut menikmati suasana internasional yang mungkin untuk disajikan
bagi para pendatang dari Negara luar itu,namun tak sampai sepuluh menit
kemudian mataku dipaksa untuk menikmati keindahan bangunan utama Bandar Udara baru itu.”Sebuah konsep bangunan
modern…” bisik hatiku kagum,dan sampai di situ kekaguman ini terputus oleh
berhentinya taksi yang kami tumpangi di gerbang utama terminal keberangkatan
domestik,orang-orang domestik juga sudah ramai pada pukul empat dinihari waktu
domestik itu.
Alkisah
waktu sholat subuhpun tiba,tanpa kesulitan aku menemukan musholla di lantai
bawah bangunan besar itu,di sinilah judul tulisan ini terniat dalam benakku,di
saat jamaah sholat subuh di musholla Bandara Kualanamu itu manut pada perintah
imam yang kami angkat berseru lembut, : ”Sawwuu shufuufakum…! Luruskan Shaf dan
rapatkan…!” Bagaikan kena pengaruh hipnotis kami jamaah kecil di musholla kecil
itu dengan patuh membentuk shaf yang lurus dan rapat dalam dua shaf.
Yap ! Lurus
dan rapat ! Ku khusu’kan qolbu dalam sholat subuh yang kurasa dalam
kesempurnaan ini yang belum pernah ku rasakan di masjid lingkungan rumah ku,karena
mungkin masih banyak orang yang merasa risih bersentuhan dengan sesama
laki-laki dalam shaf,masih ada mungkin yang kaya merasa tak pantas bersentuhan
dengan yang miskin, yang muda dengan yang tua,yang sehat dengan yang sakit,dan
seterusnya sehingga mereka menghindar jika ada yang ingin bersentuhan
kaki dan bahu , atau mungkin juga mereka belum mengetahui hukum “Meluruskan dan
merapatkan shaf ” sebagaimana hadist Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
:
1.Dari Anas bin Malik, dari Rasulullah
beliau bersabda “:Lurus
rapatkan shaf kalian, karena lurus rapatnya shaf adalah bagian dari
kesempurnaan tegaknya shalat.” (HR. Bukhari - Muslim)
2.Dari Nu’man bin Basyir, bahwa
Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda:“Benar-benarlah kalian dalam meluruskan shaf, atau (jika
tidak) niscaya Allah akan membuat perselisihan di antara wajah-wajah kalian.” (HR. Muslim No. 436)
Hadits
yang diriwayatkan oleh Imam Muslim ini menunjukkan ancaman keras bagi yang
tidak mematuhinya, yakni Allah akan menyiksa mereka dengan adanya perselisihan
di antara wajah-wajah mereka. Maksudnya menurut pendapat Imam An Nawawi adalah jika
umat Islam mengingkari perintah meluruskan dan merapatkan shaf maka Allah akan
menghukum dengan rasa permusuhan, kebencian, dan perselisihan hati di antara
sesama muslim.
Perintah
merapatkan barisan adalah anjuran yang sangat kuat, dan itu bagian dari
kesempurnaan shalat. Bahkan Imam Bukhari mengatakan itu wajib. Beliau
dalam kitab Shahih-nya
telah membuat Bab : Itsmi
Man Lam Yutimma Ash Shufuf (Berdosa bagi orang yang tidak
menyempurnakan shaf). Apa yang ditegaskan Imam Bukhari dalam bab khusus
tersebut menunjukkan bahwa menurutnya merapatkan shaf adalah wajib, sebab
hanya perbuatan wajib yang jika ditinggalkan akan mendatangkan dosa.
Subhanallah…betapa mungkin karena
banyaknya sholat berjamaah yang tidak meluruskan dan merapatkan shaf yang
membuat saat ini begitu banyak perselisihan diantara sesama muslim di negeri
mayoritas muslim ini.Kuangkat wajahku dari sajadah,kurampungkan kemakmumanku
dengan tasyahud akhir,kuhembuskan salam ke kanan dan ke kiri , memohon
keselamatan bagi saudara-saudaraku sesama muslim dari Masyrif ke Maghrif,sebuah
doa dari seorang hamba yang banyak dosa sedikit istighfar,sedikit ilmu tetapi
banyak jumawa.
Yogyakarta,16
Agustus 2013