meta content='100'http-equiv='refresh'/> ZIKIR & FIKIR: 2014-06-08

Minggu, 08 Juni 2014

DETIK-DETIK WAFATNYA RASULULLAH SAW ( II )

EPISODE II ( Selesai )
Waktu seakan terhenti.Detik-detik perlahan mendekati saat di mana Izrail akan menyempurnakan tugasnya terhadap kekasih Allah ini.
Perlahan ruh yang suci Rasulullah saw ditarik.Duhai sedemikian sakitkah yang dirasakan oleh baginda Rasulullah ketika ruh beliau ditarik meski perlahan dan penuh penghargaan oleh malaikat Izrail di saksikan  pula oleh malaikat Jibril  sehingga tubuh beliau bersimbah keringat dan urat-urat leher beliau terlihat meregang.Perlahan beliau berbisik kepada Jibril : " Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini..."
Fatimah memejamkan matanya tak sanggup melihat laki-laki yang dicintai umatnya itu dalam kesakitan yang tak siapa pun dapat menolongnya.Suaminya Ali r.a.menunduk semakin dalam , dan Jibril a.s. memalingkan wajahnya jauh-jauh.
" Jijikkah kau melihatku sehingga kau palingkan wajahmu wahai Jibril ?" tanya Rasulullah kepada malaikat pembawa wahyu itu. " Siapakah yang sanggup melihat kekasih Allah direnggut ajal ?",kata Jibril.
sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh karena sakit yang tak tertanggungkan. "Ya Allah,dahsyat nian maut ini,timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku,jangan kepada umatku...".
Di atas atap burung-burung merpati berhenti bersuara,seakan - akan mereka tau seorang penghulu para nabi sedang berjuang menahan rasa sakit karena ruhnya sedang dicabut dari jasadnya untuk dibawa ke hadapan Robbul izzati , pemilik ruh yang suci.
Perasaan sedih yang begitu dalam telah menghantarkan para sahabat yang setia, yang tak mau jauh dari kekasihnya itu kepada perasaan di awang-awang tanpa tercecah ke lantai , hidup seperti tak punya ruh lagi , lentera itu semakin redup , akan meninggalkan kegelapan.

Badan Baginda Rasulullah mulai dingin,kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.Hanya bibirnya yang bergetar seakan ingin mengucapkan sesuatu. Ali r.a.mendekatkan telinganya ke bibir mertua dan sahabatnya itu.
" Uushiikum bis-sholaati , wama.. malakats aimaanukum..." ("Peliharalah sholat,dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu ".) Bisik Rasulullah kepada Ali r.a.

Di luar kamar tangis mulai terdengar bersahutan,para sahabat berpelukan di rundung malang. Fatimah Azzahra menutupkan tangan di wajahnya, suaminya Ali r.a. kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah saw yang mulai kebiruan.
" Ummati....Ummati....Ummati...." ( Ummatku... Ummatku... Ummatku...) Suara itu begitu lemah , semakin tidak terdengar lagi , dan itulah suara serta titah beliau yang terakhir yang siapun yang merindukan suara laki-laki mulia itu takkan pernah bisa mendengarnya lagi.

Kabar segera disampaikan dari mulut- ke mulut hingga seluruh kota Madinah Almunawwaroh mengetahui Rasulullah Muhammad  saw putra Abdullah, nabi akhir zaman , pemegang hak atas syafa'at di yaumil mahsyar itu telah meninggal dunia.
Dari kejauhan Umar Ibnu Khattab datang dengan kuda yang dipacu kencang serta dengan pedang yang dia acung-acungkan berteriak : " Siapa yang mengatakan Rasulullah Muhammad Ibnu Abdullah telah wafat, akan kutebas lehernya !" Berulang-ulang kalimat itu ia ucapkan sampai akhirnya ia turun dari kudanya dan ia terkulai layu ketika mendapatkan sahabatnya Abu Bakar Assiddiq sedang memeluk jasad Rasulullah yang dengan nyawanya sekalipun ia sanggup untuk menebusnya.
Umar tersungkur ke tanah,menumpahkan segenap kedukaannya dengan air mata : 
" Muhammad habiballah,dia benar-benar telah pergi untuk selamanya..."
Gemuruh di dada Umar setara dengan gemuruh angin gurun yang mengibas-ngibaskan daun-daun kurma dan palma di sepanjang jalan yang dilalui penduduk Madinah yang tumpah ruah memenuhi ruangan masjid Nabawi di mana jasad Rasulullah dibaringkan sebelum di makamkan di bilik Siti Aisyah.

Rantauprapat,8 Juni 2014
*Alur dikutip dari Buku : Muhammad Sang Teladan
*Setting diiimajinasikan oleh : Sayyid Adlin Al-yahya