meta content='100'http-equiv='refresh'/> ZIKIR & FIKIR: 2014-04-06

Sabtu, 12 April 2014

Membiasakan Diri Menjadi Manusia Yang Baik




MEMBIASAKAN DIRI MENJADI MANUSIA YANG BAIK

Pesan Cik Mardhiyah
Cik Mardhiyah baru saja menyelesaikan pekerjaan rutinnya di malam hari ini,yaitu mengikat kangkung yang dipetiknya sore tadi di rawa yang berbatasan dengan perkebunan sawit tak begitu jauh dari rumahnya untuk dijualnya esok pagi ke pasar. Cik Mardhiyah adalah seorang janda miskin , dia hanya memiliki seorang anak laki-laki yang saat ini sedang mengikuti perkuliahan di salah satu perguruan tinggi negeri di kota Medan yang berjarak lebih kurang 300 kilometer di dari kota kecil tempat dia tinggal.
Biaya kuliah putera kesayangannya dan kebutuhan hidupnya sehari-hari digantungkannya pada kangkung liar yang tumbuh subur di rawa milik seorang tetangganya itu yang oleh Cik Mardhiyah rawa itu dipandangnya sebagai rawa pemberian Allah Swt,yang dipelihara,dipupuk dan dirawat oleh Allah Swt pula hanya untuk dia dan puteranya.Atas karunia Allah ini Cik Mardhiyah bersyukur dengan cara menunaikan kewajibannya melaksanakan sholat tanpa alasan untuk ditinggalkan,bersosialisasi dengan masyarakat secara baik,berinfaq dan bersedekah meskipun sangat sedikit jumlahnya,berpuasa wajib dan sesekali puasa sunnah,menjaga dan memelihara auratnya,suka menolong, dan tak pernah mau terlibat dalam forum pergunjingan untuk kata-kata yang sia-sia.
Cik Mardhiyah dikenal sebagai orang yang baik,meski sebagai seorang pemetik dan penjual kangkung liar beliau mampu melanjutkan hidupnya serta pendidikan anaknya sampai perguruan tinggi tanpa harus meminta-minta dan menghutang kepada tetangga kanan dan kiri.
Bersyukur adalah kebalikan dari mengeluh,dan Cik Mardhiyah tak pernah mengeluh,menurut Cik Mardhiyah dengan mengeluh beban bathin akan semakin berat, bathin semakin tidak  tenang,hidup tidak bahagia , karena fikiran akan selalu tertuju pada  masalah demi masalah,sehingga masalah akan terus berdatangan sebab masalah telah begitu melekat erat dalam fikiran.
Pesan Cik Mardhiyah : Jadilah kamu menjadi orang yang bersyukur, jangan suka mengeluh !

Pesan Rekan saya
Suatu hari rekan saya yang tak ingin saya sebutkan namanya mendapat sebuah musibah kecil yaitu telefon selularnya seharga Rp.1 jutaan hilang di masjid.
“Hilang hp saya…”,katanya hampir tanpa ekspresi.
 “Di mana ?”,Tanya saya.
 “Sudah…”
“Memang dasar orang kampung ini tak punya iman,sholat pun masih sempat mengambil yang  bukan miliknya”,gerutu saya kesal karena kasihan sama rekan saya itu.
“Jangan menyalahkan orang sekampung ini.Sudahlah, Allah sudah menetapkan demikian. 
  Mungkin yang mengambilnya sangat butuh uang,jadi kita niatkan saja sebagai sedekah bagi  yang mengambilnya.
  Saya pun terdiam sampai kami berjabatan tangan untuk berpisah.
  Tiba di rumah saya mendapat telefon dari suami adik isteri saya,katanya mereka kepingin beli  mobil bekas tapi yang masih oke punya,minta dicari kan.
“Datang saja besok,kita sama ke rumah rekan saya”,maksud saya rekan saya yang kehilangan telefon selular tadi,kebetulan memang dia berprofesi jual beli mobil bekas.Singkat kata singkat  cerita besoknya kami ke rumah rekan saya itu sekedar tanya-tanya dulu. Sebuah mobil kelihatan  mengkilap parkir di garasi,rupanya begitu melihat mobil di garasi itu suami adik isteri saya ini  sudah deg-degan “Jatuh cinta pada pandangan pertama “ , sehingga ketika kami ngobrol,tanya  itu ini rekan saya itu bilang : “ Itu saja,yang di garasi. Masih mulus,mesin bagus,harganya  murah”.
“Berapa ?”
“ #^*#@** saja”.
“Ah…**#*#$,saja ya..”
“Kapan di bayar ?”
“Hari ini juga bisa!”
“Okelah”.
“Deal ?”
“Deal!”,mereka bersalaman.
Keesokan harinya teman saya penjual mobil itu menelefon saya,katanya keuntungan penjualan mobil itu sebesar delapan juta rupiah,dan dia akan member saya hadiah satu buah hanphone seharga saya bilang terima kasih,tapi minta yang mentahnya saja ( diuangkan saja maksud saya ).
Diakhir pembicaraan rekan saya berpesan : “Bagaimana ? Masih kurang yakin tentang pentingnya berfikir positif ? Menanam benih positif pada fikiran akan menghasilkan ucapan dan tindakan positif  yang akan bermuara pada  kebiasaan-kebiasaan positif, dan kebiasaan-kebiasaan  positif akan menghasilkan sesuatu yang positif. 

Pesan Ustadz Khair
Ada kebiasaan yang kami lakoni dengan Ustadz  yaitu berbincang berdua setelah selesai sholat Maghrib di teras samping masjid sederhana di lingkungan kami.Suatu hari perbincangan kami terfokus pada sikap berempati,yaitu memposisikan diri pada posisi orang lain yang biasanya pada saat orang lain tersebut mengalami sesuatu yang tidak mengenakkan,misalnya ketika seseorang mengalami kesusahan,sakit keras,tertimpa musibah,difitnah dan lain-lain.
“Kalau memposisikan diri pada posisi orang lain yang sedang dalam keadaan
senang,kaya,sukses,punya jabatan tinggi dan lain sebagainya bukan disebut berempati tapi  berkhayal namanya”,kata Ustadz Khair.
Dari perbincangan kami tersebut saya menarik kesimpulan bahwa memelihara sikap berempati kepada sesama merupakan tindakan yang mulia karena selain untuk dapat merasakan ketidakenakan apa yang sedang dirasakan oleh orang lain,sikap ini juga dapat mendongkrak rasa syukur kepada Allah pada tingkat syukur yang tinggi.
Pesan Ustadz Khair : “Tumbuhkan dan peliharalah sikap empati niscaya Allah akan membalasmu dengan kemuliaan demi kemuliaan !”

Pesan Saya
Terkadang saya terenyuh melihat pola hidup beberapa keluarga yang saya kenal dengan baik,ada keluarga muslim yang rutinitasnyaseperti berikut : Mereka sangat sering  bangun jam tujuh pagi lalu kedengaran sibuk pontang panting,bentak sana bentak sini terdengar di dalam rumah itu ,anak-anak buru buru dipanggilkan beca untuk ke sekolah,tidak sempat sarapan pagi lalu lebih kurang jam sembilan suami baru berangkat ke kantor kebetulan beliau adalah PNS.Karena bangun siang ( jam tujuh pagi ) isterinya tidak sempat memasak sarapan pagi lalu suami sarapan di kantin sebagai sebuah kebiasaan.Anak-anaknya juga demikian biasa sarapan di kantin sekolah.Isterinya juga tidak mau ketinggalan untuk sarapan pagi di warung dekat rumah.
Siang hari lebih kurang jam tiga belas anak-anak mulai pulang sekolah,suami suami biasanya pulang jam tujuh belasan,waktu maghrib bukan waktu yang tenang di rumah mereka,melainkan waktu yang super riuh karena memanggil anak-anak untuk pulang,untuk mandi,dan untuk makan sementara anak- anak lain mengaji di masjid anak-anak di rumah itu nonton TV.Akan halnya suami pulang dari kantor lalu kedengaran mandi dan setelah itu nonton TV bersama isteri dan anak-anak mulai saat azan maghrib sampai menjelang pukul dua puluh empat. Kapan sholatnya ?!
Begitu rutinnya setiap hari mereka terjebak dalam hal-hal yang tak penting sementara hal-hal yang penting mereka lupakan dan mereka tinggalkan.
Pesan saya : Jangan ditiru keluarga seperti demikian ! Dahulukan hal-hal yang penting !

Pesan Pak Guru                                       
Nama beliau adalah Drs.Zainal,di lingkungan kami biasa dipanggil Pak Guru karena beliau adalah guru di salah satu SMP  Negeri.Ceritanya banyak sekali yang mengandung hikmah padahal cerinya kadangkala bukan semacam hikayat atau kisah dari buku-buku agama melainkan hanya cerita keseharian yang ngalor ngidul belaka,tapi ada pesan dibalik cerita itu.
Dulu,katanya beliau punya seorang atasan atau kepala sekolah yang punya banyak ide untuk membina anak-anak di sekolah itu.Hampir setiap hari ada saja gagasan beliau yang disampaikan kepada guru-guru,mulai dari akan mendatangkan secara khusus seorang seniman untuk melatih tari sampai kepada  menjalin kerjasama dengan PTPN III untuk menjadikan sekolah yang dipimpinnya itu menjadi sekolah yang berstandar internasional. “Tapi sayang… “, kata Pak Guru ide dan gagasan itu tak lebih dari omong doang alias  : “ No action,talk only “. Rencana setinggi langit tapi tak pernah ditindaklanjuti. Untuk apa ?
Pesan Pak Guru : “Banyak orang bermimpi, tapi tidak pernah bertindak. Orang-orang sukses bertindak bahkan berkali-kali sebelum mereka sukses. Tak akan ada hasil tanpa tindakan. Degan bertindak, nasib baik lebih berpeluang akan terjadi”.

Pesan Ibu Saya
Mungkin dua puluh lima tahun yang lalu ibu saya memandang saya sebagai anaknya yang mau menerima nasehatnya dibandingkan dengan anak-anaknya yang lain.Buktinya seingat saya hanya saya yang hampir setiap hari dinasehatinya dengan bermacam nasehat.Sekarang setelah beliau tiada dan saya pun sudah menjelang usia senja barulah saya akui dan rasakan benar manfaat nasehat ibu saya itu dalam kehidupan saya baik sebagai PNS rendahan,sebagai ayah,sebagai suami,sampai kepada sebagai anggota masyarakat nasehat-nasehat itu begitu bermanfaat. Semoga Allah merahmati arwah ibu saya.
Salah satu Nasehat ibu saya tersebut adalah sebagai berikut : “Lin…”, kata beliau : “Perbuatan baik akan dibalas oleh Allah dengan kebaikan,maka selama hidup,dan selama punya kemampuan taburkanlah kebaikan kepada sesama secara ikhlas”.

Pesan Kakak Saya Syarifah Zuraidah
Kakak saya yang bernama Syarifah Zuraidah ini sudah seperti ibu saya dalam perasaan saya.Pasalnya karena sejak tamat SD saya ikut beliau untuk melanjutkan sekolah ke SMP samapai saya tamat SPG,dia juga merawat saya sama dengan perlakuannya merawat anak-anaknya yang tidak begitu jauh perbedaan usianya dengan saya.Suatu hari beliau menyuruh saya untuk membeli sesuatu ke kedai tempat belanja keperluan sehari-hari yang tidak begitu jauh dari rumah.Ternyata uang yang diberikan untuk membeli sesuatu itu masih berlebih atau ada kembaliannya.Oleh saya saat itu uang kembalian itu tidak saya kembalikan kepada kakak saya melainkan saya sembunyikan dengan harapan kalau ditanya akan saya kembalikan,tapi kalau tidak ditanya maka uang itu akan jadi milik saya. Ternyata oleh kakak saya dua hari kemudian uang itu ditanya.Hal itu membuat saya tak sempat berfikir panjang dan saya jawab : “Tidak ada kembaliannya”,kakak saya itu marah karena dia tau uang yang diberikannya pasti berlebih.Saya diminta jujur menjawab,dan setelah sekian lama saya bertahan dengan kebohongan saya akhirnya saya menjawab jujur bahwa uang kembaliannya sudah saya belikan jajanan di sekolah.
Pesan kakak saya : “Dengan membiasakan diri  bersikap jujur maka hidup akan lebih nyaman dan dipenuhi kebaikan”. 

Rantauprapat,13 April 2014