Gizi Bagi Iman
Sebagaimana jasad raga kita Iman juga butuh gizi dan
perlindungan agar ia tumbuh bersemi,sehat,kuat dan tahan uji.Iman yang
bersemayam di dalam qolbu manusia akan terinfeksi berbagai virus penyakit yang
menghinggapi qolbu sehingga secara bersamaan antara iman dan qolbu saling
mempengaruhi yang dampaknya akan terlihat secara zahir berupa amal perbuatan
jasmani.
Rasulullah saw dalam salah satu hadistnya menyebutkan bahwa
di dalam diri seorang hamba terdapat segumpal daging yang apabila daging
tersebut baik (sehat)maka baiklah amalnya,namun apabila segumpal daging
tersebut buruk (tidak sehat) maka buruk pula amalnya. Itulah qolbu !
Jadi,antara Iman,Qolbu,dan amal saling berkaitan pula.
Saudaraku muslim yang dimuliakan Allah,siapakah yang dapat
melindungi, memupuk dan merawat qolbu dan iman kalau bukan kita yang punya
jasad tempat bersemayamnya kedua unsur vital tersebut, yang menjadi penentu
bagi kebahagiaan di dunia dan kemaslahatan hidup di akhirat.Permasalahnnya
adalah bagaimana melindungi,memupuk dan merawat qolbu dan iman agar
terjaga,tumbuh subur,serta sehat,apalagi qolbu dan iman keberadaannya bersifat
ghaib.
Mungkin beberapa hal di bawah ini dapat menjadi pertimbangan bagi saudaraku muslim yang awam seperti saya dalam upaya melindungi,memupuk,dan merawat qolbu dan iman.
Pertama
: Lindungi qolbu dengan menjauhi maksiat.
Kedua : Kikis penyakit qolbu dengan banyak-banyak istighfar.
Ketiga
: Tenangkan qolbu dengan mendawamkan zikir.
Keempat
:Jinakkan qolbu dengan rutinitas membaca Alquran.
Kelima : Bangkitkan gairah qolbu dengan kecintaan duduk dalam
majelis ilmu.
Saudaraku muslim, kemajuan iptek saat ini di satu sisi memang tidak dapat kita pungkiri sangat banyak memberikan kemudahan bagi kehidupan umat manusia,tetapi di sisi lain iptek teramat banyak menebarkan maksiat,bagaikan hujan anak panah yang bertubi-tubi menyerang qolbu orang yang beriman maupun yang tidak beriman. Namun demikian meskipun terlalu berat untuk menjauhi maksiat,adalah sebuah keharusan bagi kita untuk menjauhinya jika ingin menyelamatkan qolbu atau hati kita ini dari kerusakan.
Ketahuilah saudaraku,sebahagian orang menganggap maksiat itu
adalah perbuatan dosa besar saja seperti
berzina,membunuh,mencuri,berjudi,merampok,memperkosa dan lain sebagainya yang
jumlahnya terbatas,padahal bicara bohong adalah maksiat,berlebihan dalam
memandang adalah maksiat,memakan makanan yang tak jelas halalnya adalah
maksiat,bergaul dengan orang-orang jahil juga maksiat,dan tentunya banyak lagi
bahkan sulit dihitung dengan angka maksiat-maksiat yang terus menerus menyerang
qolbu kita sehingga jika tidak kita lindungi maka qolbu kita akan sakit dan
semakin kronis yang akan menghantarkan kita menjadi manusia durjana yang tak
mampu menemukan Shiraat Mustaqiim , jalan kembali kepada Allah
yang dekat tidak berantara dan jauh tidak berjarak.
Saudaraku muslim rahimakumullah,Imam Al-ghozali mengumpamakan qolbu manusia seperti cermin yang apabila tidak pernah dihapus atau dibersihkan,sebuah cermin akan menjadi kusam berdebu sehingga tidak dapat menangkap cahaya,dan tidak pula dapat memantulkannya.Begitu pula qolbu kita jika tidak selalu dibersihkan dengan istighfar,maka ia akan menjadi gelap kusam tak dapat menerima nur hidayah dari Allah dan tidak pula mampu membagikannya kepada sesama muslim.
Banyaklah kita beristighfar mohon ampun kepada ilahi robbi
yang maha pengampun sebanyak apapun dosa yang telah kita perbuat.
Saudaraku muslim yang dirahmati Allah,qolbu atau hati manusia cenderung dipenuhi dengan kecemasan dan ketakutan dalam konteks keduniaan.Kita selalu cemas menghadapi kehidupan ini, yang miskin takut tidak dapat menafkahi keluarga,takut tidak mampu menanggulangi biaya pendidikan anak-anak,takut dihina dan dicaci jiran tetangga karena hidup miskin. Mereka yang kaya cemas mengalami kebangkrutan,takut jatuh dari jabatannya,takut menjadi miskin,takut dilecehkan oleh orang lain.Kondisi qolbu yang cemas seperti ini akan menjadikan hidup kita tidak syakinah,melainkan selalu gelisah dan keluh kesah sehingga tidak ada kebahagiaan,dan akan membawa kita kepada kehidupan yang mengejar uang,mengejar harta tanpa kenal waktu,tanpa kenal agama.Agar kita tidak terjerumus pada kondisi qolbu yang liar dan kehidupan memburu harta seperti itu maka rutinkan berzikir mengingat Allah,luangkan waktu di sela kesibukan untuk Sholat mengingat Allah.
Saudaraku,kenikmatan dunia ini tidak berarti sama sekali jika dibandingkan dengan kenikmatan yang akan kita terima di syurga nya Allah swt , waktu bagi kita juga dalam menikmati keindahan dunia ini sangat singkat,hanya berkisar 60 tahun sampai 70 tahun saja,sedangkan kenikmatan di syurga itu kekal abadi selama-lamanya,sehingga menurut hemat saya tak perlulah kita sampai bringasan dalam mereguk kenikmatan dunia ini sampai-sampai kita menghalalkan yang haram,lupa daratan,lupa diri dan lupa bahwa ada masanya kita ini akan mati dan dimintai pertanggungjawaban akan umur,akan anak,akan isteri,akan harta dan kewajiban-kewajiban kita lainnya yang telah ditetapkan oleh Allah swt.
Jangan biarkan kehidupan bringas dan liar menguasai qolbu dan
diri kita,jinakkan dengan mengamalkan secara istiqomah membaca Alquran.
Saudaraku muslim tercinta,sebahagian kita kaum muslimin qolbunya tidak bergairah dalam beragama,ia berprinsip agama itu hanya sebuah tuntunan untuk hidup dalam berbuat baik,jika kita sudah bisa berbuat baik sesama manusia,berbuat baik kepada keluarga dan jiran tetangga sudah cukup.Tak perlu repot-repot sholat berjamaah ke masjid, tak perlu menghadiri hajatan tetangga, tak perlu aktif dalam mengurusi jenazah,mengurusi anak yatim,fakir miskin, tak perlu mengikuti pengajian,silaturahmi,dan tetekbengek agama yang lainnya. Qolbu yang seperti ini adalah qolbu yang tanpa gairah agama. Jika semua kaum muslimin berprinsip seperti ini maka sudah lama sekali Islam itu tinggal kenangan saja.Gairahkan kehidupan beragama dalam diri kita dengan mencintai majelis ilmu,karena majelis ilmu akan membuka cakrawala berfikir islami,melatih diri untuk menghargai pendapat orang lain , membahas aktifitas keagamaan lainnya dalam rangka mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat juga.
Akhirnya saudaraku muslim yang dirahmati Allah,ingatlah : Awal bencana bagi seorang hamba Allah adalah kerasnya hati,awal kerasnya hati adalah membiasakan diri dalam lupa kepada Allah,membiasakan diri tidak mengerjakan sholat,membiasakan diri tidak puasa Ramadhan,tidak berzakat,tidak bersedekah,membiasakan diri asyik dengan tipu daya dunia,membiasakan diri dengan maksiat baik besar mau pun kecil.
**Rantauprapat,18 Juni 2013.